Pajak Progresif: Pengertian, Contoh, dan Cara Menghitung

Konsultan Pajak Surabaya – Pajak merupakan salah satu sumber utama pendapatan pemerintah dalam mengelola negara. Dalam sistem perpajakan, terdapat berbagai jenis pajak dengan berbagai aturan dan tarif yang berbeda. Salah satu jenis pajak yang umum diterapkan di banyak negara adalah pajak progresif.

Artikel ini akan membahas pengertian, contoh-contoh, dan cara menghitung pajak progresif, serta merujuk pada undang-undang yang berlaku di Indonesia.

Pengertian Pajak Progresif

Pajak progresif adalah jenis pajak yang tarifnya meningkat seiring dengan meningkatnya pendapatan atau kekayaan individu atau perusahaan. Dengan kata lain, semakin tinggi pendapatan atau kekayaan subjek pajak, semakin tinggi pula tarif pajak yang harus mereka bayar.

Tujuan utama dari pajak progresif adalah untuk menciptakan keadilan pajak, di mana individu atau entitas yang lebih mampu diharapkan untuk memberikan kontribusi yang lebih besar dalam pembiayaan program-program pemerintah.

Pajak progresif sering digunakan sebagai alat redistribusi kekayaan, yang membantu mengurangi kesenjangan pendapatan dan meningkatkan penerimaan pemerintah untuk mendukung program-program sosial, infrastruktur, dan layanan publik. Dalam banyak negara, pajak progresif diterapkan terutama dalam hal pajak penghasilan individu.

Contoh Pajak Progresif

Untuk memahami konsep pajak progresif, mari kita lihat beberapa contoh pajak progresif yang umum diterapkan:

Pajak Penghasilan (PPh)

Pajak penghasilan (PPh) adalah salah satu contoh paling umum dari pajak progresif. Dalam PPh, tarif pajak meningkat seiring dengan naiknya pendapatan individu. Ini berarti individu dengan pendapatan lebih tinggi akan dikenakan tarif pajak yang lebih tinggi daripada individu dengan pendapatan yang lebih rendah.

Pemerintah biasanya menetapkan ambang batas tertentu di mana individu dengan pendapatan di bawah ambang batas tersebut tidak dikenakan pajak atau hanya dikenakan tarif pajak yang sangat rendah. Namun, seiring dengan naiknya pendapatan, tarif pajak akan bertambah besar.

Pajak Warisan

Pajak warisan adalah jenis pajak progresif yang dikenakan pada harta peninggalan seseorang setelah kematiannya. Tarif pajak warisan cenderung meningkat seiring dengan besarnya harta warisan yang diterima oleh penerima warisan. Orang-orang yang menerima warisan dengan nilai yang lebih tinggi akan dikenakan tarif pajak warisan yang lebih besar.

Pajak Properti

Pajak properti di beberapa negara juga diterapkan secara progresif. Ini berarti tarif pajak properti akan meningkat seiring dengan naiknya nilai properti. Orang-orang dengan properti yang lebih mahal akan dikenakan tarif pajak yang lebih tinggi daripada mereka yang memiliki properti dengan nilai yang lebih rendah.

Pajak Kendaraan Bermotor

Pajak progresif juga diterapkan dalam hal kepemilikan kendaraan bermotor. Contohnya adalah pajak progresif untuk kendaraan kedua dan seterusnya. Jika seseorang memiliki lebih dari satu kendaraan bermotor, tarif pajak progresif akan dikenakan pada kendaraan-kendaraan tambahan tersebut.

pengertian pajak progresif
okezone.com

Dasar Hukum Pajak Progresif di Indonesia

Di Indonesia, pajak progresif diatur oleh beberapa undang-undang, terutama terkait dengan Pajak Penghasilan (PPh) dan Pajak Kendaraan Bermotor. Undang-Undang yang berlaku antara lain:

Baca juga:  7 Cara Merencanakan Biaya Pajak Kendaraan

UU Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan

Undang-Undang ini mengatur berbagai ketentuan terkait dengan Pajak Penghasilan, termasuk tarif progresif yang berlaku. Dalam undang-undang ini dijelaskan tarif pajak yang harus dibayarkan oleh individu berdasarkan besarnya pendapatan mereka. Dalam kasus PPh, tarif pajak meningkat seiring dengan naiknya pendapatan individu.

UU Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (PDRD)

Undang-Undang ini mengatur pajak progresif untuk kepemilikan kendaraan bermotor. Dalam undang-undang ini, tarif pajak progresif diterapkan terutama untuk kendaraan kedua dan seterusnya yang dimiliki oleh individu atau keluarga yang tinggal dalam satu alamat atau Kartu Keluarga (KK). Tarif pajak akan meningkat seiring dengan jumlah kendaraan tambahan yang dimiliki.

Cara Menghitung Pajak Progresif

Cara menghitung pajak progresif tergantung pada jenis pajaknya. Namun, konsep dasarnya adalah bahwa semakin tinggi pendapatan atau nilai yang dikenai pajak, semakin tinggi pula tarif pajaknya. Berikut adalah contoh sederhana cara menghitung pajak progresif untuk kepemilikan kendaraan bermotor:

Contoh: Pajak Progresif Kendaraan Bermotor

Misalkan Anda memiliki dua kendaraan bermotor di Indonesia, dan Anda tinggal dalam satu alamat atau Kartu Keluarga (KK). Kendaraan pertama Anda tidak akan dikenakan tarif pajak progresif, tetapi kendaraan kedua akan dikenakan pajak progresif kendaraan bermotor.

  • Nilai Jual Kendaraan Bermotor (NJKB): Pertama, Anda perlu menentukan Nilai Jual Kendaraan Bermotor (NJKB) untuk kendaraan tersebut. Misalkan NJKB kendaraan adalah Rp 150.000.000.

  • Tarif Pajak Progresif: Dalam undang-undang PDRD, terdapat tarif pajak progresif yang diterapkan pada kendaraan kedua dan seterusnya. Misalkan tarif pajak progresif adalah 2,5%.

  • Hitung Pajak: Hitung pajak progresif dengan rumus berikut: Pajak Progresif = NJKB x Tarif Pajak Progresif
    Pajak Progresif = Rp 150.000.000 x 2,5%
    Pajak Progresif = Rp 3.750.000

Dalam contoh ini, Anda akan membayar Rp 3.750.000 sebagai pajak progresif untuk kendaraan bermotor kedua Anda.

Pajak progresif adalah jenis pajak di mana tarif pajaknya meningkat seiring dengan meningkatnya pendapatan atau kekayaan individu atau perusahaan. Tujuan utama dari pajak progresif adalah untuk menciptakan keadilan pajak dan memungkinkan redistribusi kekayaan. Dalam konteks perpajakan di Indonesia, undang-undang yang berlaku mengatur pajak progresif, seperti Pajak Penghasilan (PPh) dan Pajak Kendaraan Bermotor.

Pemahaman tentang bagaimana menghitung pajak progresif penting bagi individu dan perusahaan untuk mematuhi ketentuan perpajakan yang berlaku. Dengan pemahaman yang baik tentang pajak progresif, subjek pajak dapat memenuhi kewajibannya dengan benar dan mendukung pendapatan pemerintah untuk kepentingan bersama.